2024/11/15

Pendukung Kesehatan Anda: Selenium

Your Health Supporter: Selenium
Selenium merupakan elemen jejak penting yang memainkan peran krusial dalam berbagai fungsi fisiologis tubuh manusia.
Di antara sekian banyak manfaatnya, selenium telah dipelajari secara ekstensif karena sifat antioksidannya, dukungan sistem imun, peningkatan kesehatan kardiovaskular, pemeliharaan fungsi tiroid, dan efek pencegahan kanker.

Selenium bertindak sebagai kofaktor vital bagi enzim antioksidan seperti glutathione peroksidase, yang melindungi sel dari stres oksidatif yang disebabkan oleh radikal bebas.

Tindakan perlindungan ini penting dalam mengurangi penuaan sel, penyakit kronis, dan risiko kanker.

Manfaat dan Efek Utama Selenium

1. Aktivitas Antioksidan
Selenium merupakan komponen penting glutathione peroksidase, enzim yang mencegah kerusakan oksidatif pada sel dan membantu menunda penuaan. Hal ini berkontribusi untuk menurunkan risiko berbagai penyakit kronis dan kanker.

2. Dukungan Sistem Imun
Selenium meningkatkan respons imun, membantu melindungi tubuh dari infeksi dan penyakit. Kekurangan selenium dikaitkan dengan melemahnya imunitas, khususnya membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi virus.

3. Kesehatan Kardiovaskular
Sifat antioksidan selenium juga bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular. Selenium mengurangi peradangan dan membantu mencegah aterosklerosis. Kekurangan selenium dikenal sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular.

4. Pemeliharaan Fungsi Tiroid
Selenium penting untuk metabolisme hormon tiroid, yang berperan penting dalam mengatur metabolisme. Kekurangan selenium dapat menyebabkan disfungsi tiroid, seperti hipotiroidisme.

5. Pencegahan Kanker
Selenium dapat membantu mengurangi risiko kanker dengan mengurangi stres oksidatif dalam sel. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa selenium dapat berkontribusi untuk menurunkan risiko kanker tertentu, terutama kanker prostat, paru-paru, dan kolorektal.

Stres oksidatif dapat mengganggu fungsi mitokondria, yang menyebabkan kelelahan, penuaan, dan berbagai penyakit. Selenium berfungsi sebagai antioksidan, melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh radikal bebas, termasuk yang memengaruhi mitokondria.

Dalam Doselab, selenium disertakan untuk memperkuat mekanisme pertahanan antioksidan penting yang dibutuhkan untuk menjaga kesehatan mitokondria. Selenium juga berkontribusi pada tujuan inti Doselab untuk mendukung kesehatan dan aktivasi sel yang konsisten.

Selenium melampaui sekadar pemulihan kelelahan dengan mendorong peningkatan energi fundamental dan perlindungan pada tingkat sel.

Referensi
1. Rayman, M. P. (2000). Pentingnya kesehatan manusia. Lancet, 356(9225), 233-241.
2. Hoffmann, P. R., & Berry, M. J. (2008). Pengaruh selenium pada respons imun. Molecular Nutrition & Food Research, 52(11), 1273-1280.
3. Flores-Mateo, G., Navas-Acien, A., Pastor-Barriuso, R., & Guallar, E. (2006). Selenium dan penyakit jantung koroner: meta-analisis. American Journal of Clinical Nutrition, 84(4), 762-773. 4. Köhrle, J., & Schweizer, U. (2007). Biosintesis selenium dan hormon tiroid. Best Practice & Research Clinical Endocrinology & Metabolism, 21(2), 133-148.
5. Vinceti, M., Filippini, T., Del Giovane, C., dkk. (2018). Selenium untuk mencegah kanker. Cochrane Database of Systematic Reviews, (1).
6. Finkel, T., & Holbrook, N. J. (2000). Oksidan, stres oksidatif, dan biologi penuaan. Nature, 408(6809), 239-247.
7. Wallace, D. C. (2005). Paradigma mitokondria penyakit metabolik dan degeneratif, penuaan, dan kanker: awal mula pengobatan evolusioner. Annual Review of Genetics, 39, 359-407.
Kembali ke Jurnal