Asam Hialuronat dan Biotin memainkan peran penting dalam menjaga kesehatan sel dan keseimbangan energi.
Asam Hialuronat membantu menjaga kelembapan dalam tubuh serta mendukung integritas jaringan kulit, sendi, dan matriks ekstraseluler. Kemampuannya yang luar biasa dalam mengikat air meningkatkan elastisitas kulit dan fungsi perlindungan kulit, sekaligus melindungi sel dari stres oksidatif. Studi terbaru juga menunjukkan perannya dalam mendukung fungsi mitokondria dan produksi energi.
Biotin adalah vitamin yang larut dalam air dan penting untuk metabolisme energi serta sintesis protein. Biotin mengoptimalkan metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein dalam tubuh. Secara khusus, biotin berperan penting dalam menjaga kesehatan rambut, kulit, dan kuku, sekaligus mendukung fungsi mitokondria dan regulasi stres oksidatif.
Asam Hialuronat & Kesehatan Mitokondria
1. Perlindungan Mitokondria
Selama proses produksi energi, mitokondria secara alami menghasilkan reactive oxygen species (ROS). Jika berlebihan, ROS dapat merusak DNA mitokondria dan mengganggu fungsinya. Asam hialuronat berperan sebagai pelindung sel, membantu mengurangi stres oksidatif dan menjaga integritas mitokondria serta produksi ATP yang stabil.
2. Mendukung Biogenesis Mitokondria
Tubuh memiliki kemampuan untuk membentuk mitokondria baru sesuai kebutuhan. Asam hialuronat mengaktifkan jalur sinyal seluler yang mendukung pemeliharaan fungsi mitokondria dan membantu dalam proses pembentukan mitokondria baru (biogenesis).
3. Aktivasi Mitofagi
Untuk menjaga fungsi sel yang sehat, mitokondria yang rusak harus segera disingkirkan. Asam hialuronat membantu proses mitophagy—penghancuran selektif mitokondria yang tidak berfungsi—yang penting untuk menjaga kualitas mitokondria, meningkatkan efisiensi energi, dan memperlambat penuaan sel.
Biotin & Kesehatan Mitokondria
1. Aktivasi Enzim Mitokondria
Biotin bertindak sebagai koenzim untuk enzim-enzim metabolik penting dalam mitokondria, memfasilitasi metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein. Kadar biotin yang cukup diperlukan untuk produksi energi yang efisien dan pemanfaatan nutrisi secara optimal. Kekurangan biotin dapat menyebabkan penurunan produksi energi mitokondria dan meningkatkan kelelahan.
2. Menstabilkan Potensial Membran Mitokondria
Mitokondria harus mempertahankan potensial membran yang stabil untuk menghasilkan ATP secara efisien. Biotin membantu menjaga kestabilan ini, mengoptimalkan produksi ATP, serta menekan produksi ROS yang berlebihan—sehingga mengurangi stres sel.
3. Regulasi Asetilasi Protein
Tanpa biotin yang cukup, protein dalam mitokondria dapat mengalami asetilasi abnormal, yang berdampak negatif pada metabolisme energi dan meningkatkan sensitivitas terhadap stres oksidatif. Biotin membantu menormalkan proses ini dan berperan penting dalam menjaga fungsi mitokondria serta keseimbangan energi sel.
Asam hialuronat bertindak sebagai pelindung dan perisai regeneratif bagi mitokondria, sementara biotin menjadi kunci utama dalam mendukung produksi energi secara efisien di dalam mitokondria.
Keduanya bekerja bersama membangun dan menggerakkan “pabrik energi” di dalam sel, menjadi strategi dasar dalam mendukung fungsi mitokondria, vitalitas sel, dan kesehatan tubuh secara menyeluruh.
Referensi
-
Grishko, V., Xu, M., Ho, R., Mates, A., Watson, S., Kim, J. T., ... & Pearsall, A. W. (2009). Effects of hyaluronic acid on mitochondrial function and mitochondria-driven apoptosis following oxidative stress in human chondrocytes. Journal of Biological Chemistry, 284(14), 9132-9139.
-
Zhang, F., Wang, S., Gao, M., Li, B., He, Z., Tang, T., ... & Zhou, Z. (2022). Hyaluronic acid ameliorates intervertebral disc degeneration via promoting mitophagy activation. Frontiers in Bioengineering and Biotechnology, 10, 1057429.
-
Depeint, F., Bruce, W. R., Shangari, N., Mehta, R., & O’Brien, P. J. (2006). Mitochondrial function and toxicity: role of the B vitamin family on mitochondrial energy metabolism. Chemico-biological interactions, 163(1-2), 94-112.
-
Lohr, K. M., Frost, B., Scherzer, C., & Feany, M. B. (2020). Biotin rescues mitochondrial dysfunction and neurotoxicity in a tauopathy model. Proceedings of the National Academy of Sciences, 117(52), 33608-33618.